REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Apa standar waktu di seluruh dunia?
jawabannya pasti semua orang tahu, GMT atau Greenwich Mean Time. Nah,
saat ini para ilmuwan terkemuka dari seluruh dunia tengah
mempertimbangan usulan untuk mengganti GMT sebagai standar waktu dunia.
Para ilmuwan ini sekarang sedang berkumpul di Inggris, dan mencari
solusi penggantinya. Salah satu usulan itu adalah standar waktu tidak
lagi didasari perputaran Bumi, melainkan jam atom.
Rencananya, setelah solusinya ketemu, pada Januari 2012, Uni
Telekomunikasi Internasional akan mengadakan pertemuan di Jenewa guna
menentukan sistem penetapan waktu yang baru. Pertemuan para ilmuwam ini,
sedang berlangsung di sebuah desa di barat laut London, dibawah payung
Royal Society. Pertemuan berlangsung mulai hari ini dan besok.
Namun kabarnya, mayoritas rakyat Inggris mengecam keras pertemuan
itu. Apalagi rakyat Inggris tahu seteru abadi mereka, Prancis, yang
memimpin upaya menggeser GMT itu.
"Kami tahu rakyat Inggris akan
merasa kehilangan GMT," kata Elias Felicitas Arias, Direktur Departemen
Waktu Biro Pengukuran dan Timbangan Internasional (BIPM) yang berbasis
di Prancis dan pendorong perubahan standar waktu itu.
Penetapan waktu GMT didasari oleh perjalanan matahari ketika melewati
garis meridian nol derajat di Observatorium Greenwich di tenggara
London. GMT menjadi standar waktu dunia setelah ditetapkan dalam sebuah
konferensi di Washington, Amerika Serikat, pada 1884. Di konferensi ini
pula, Prancis melobi penetapan Paris Mean Time sebagai standar waktu
dunia.
Lalu pada 1972 dikenalkanlah istilah Universal Coordinated Time (UTC)
untuk mengganti GMT, namun pengukurannya tetap berdasarkan GMT.
UTC
didasarkan pada sekitar 400 jam atom yang ditempatkan di beberapa
laboratorium di seluruh dunia namun kemudian dikoreksi dengan "detik
kabisat" yang akan menyesuaikan diri dengan kecepatan rotasi Bumi yang
berubah-ubah.
Namun variasi kecil antara kecepatan Bumi dan kecepatan atom menjadi
masalah bagi GPS (sistem pemosisian global) dan jaringan telepon seluler
yang membuat dunia modern tergantung.
Kemungkinan tergesernya
standar GMT itu menarik perhatian media Inggris, yang secara bersamaan
muncul pula usulan untuk secara permanen menggeser standar waktu menjadi
British Summer Time (BST) yang satu jam lebih cepat dari GMT.
Harian Sunday Times menyebutkan GMT adalah simbol dari peran Inggris
sebagai negara adidaya di masa Ratu Victoria. Namun seiring perannya
yang berkurang, GMT sendiri bisa saja tidak digunakan lagi. Menteri Ilmu
Pengetahuan Inggris David Willets menentang rencana itu dengan
mengatakan bahwa GMT bukan sekadar pengukuran keilmuan.
"Saya melihat
ada unsur nasionalisme di balik isu ini. Tanpa "lompatan detik" kita
akan menyimpang dari rotasi Bumi yang sebenarnya. Bisa saja tengah malam
terjadi pada siang hari," kata Willets seperti dikutip AFP.
Ironisnya Cina juga menentang perubahan standar waktu tersebut karena
para astronom mereka ingin mempertahankan waktu yang diukur berdasarkan
rotasi Bumi.